NILAI - NILAI IPA DAN KETERBATASANNYA
A.
Nilai-Nilai Sosial
dari IPA
1) Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam
mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama
terletak pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang
paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu
latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.
Contoh : contohnya nilai
etika saja saat melakukan praktikum, terdapat rubrik penilaian untuk afektifnya
(tingkah anak, kerjasama, interaksi dengan teman yang lain, dll)
Contoh etetika : dalam mempelajari
plankton atau anatomi tumbuhan, dalam menggambar bagian-bagian nya juga
diperlukan keindahan agar mudah dimengerti khususnya bagi orang lain.
2) Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau
humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang
menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain menuju
kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur namun
dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi
sekedar alat yang sangat tergantung dari manusianya yang berada di belakang
alat itu, untuk apa itu akan digunakan. Dengan kata lain, IPA itu sendiri
adalah ‘suci’, yang tidak suci itu ialah manusianya.
3) Nilai ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA,
mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia
menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu
mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai
ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat
digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.lain
daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga
diri atau kepercayaan masyarakat terhadap dirinya.
B. Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA
1) Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan
kebenaran yaitu kesesuaiannya pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka
yang selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak
positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
2) Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja
mengadakan dugaan yang masuk akal (hipotesis) asal dugaan itu diuji
kebenarannya sesuai dengan kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan.
Dalam kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana
pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.
3) Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah
mutlak
Kesimpulan seorang
ilmuwan dapat hanya berlaku untuk sementara atau menyadari bahwa pengetahuan
yang ia dapat itu baru sebagian, maka hal ini akan menjadikan orang itu
bersikap rendah hati dan tidak sombong.
4) Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
Dengan mempelajari
tentang hubungan antar gejala alam dan mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah
atau hukum-hukum alam yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya maka
orang akan menyadari bahwa alam semesta ini telah ditata dengan sangat teratur.
Hal ini dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
5) Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa
pengetahuan yang ia miliki bersifat tidak mutlak sempurna maka ia dapat
menghargai pendapat orang lain ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna
untuk memperbaiki, melengkapi, maupun untuk meningkatkan pengetahuannya.
6) Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang
berkecimpung dalam IPA, mereka menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan
bahagia bila mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila
kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam
hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu berusaha
untuk mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.
7) Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA
memiliki sifat teliti dalam melakukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil
kesimpulan ataupun dalam mengelurkan pendapatnya.
8) Sikap ‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau
mereka yang berkecimpung dalam IPA akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak,
karena ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga pengetahuan
yang satu akan menunjang untuk mudah memahami yang lain, dan pengetahuan yang
mereka dapatkan tentu akan memberikan ‘reinforcement’ untuk mendorong
mereka mencari tahu lebih banyak.
9) Sikap optimis
Ilmuwan IPA selalu
optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak
selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil,
temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan
uang. Oleh karena itu ilmuwan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak
ada yang tidak mungkin dikerjakan.
C.
Keterbatasan IPA
1) IPA tidak
menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi
diri pada alam fisik.
2) IPA tidak dapat
menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya
3) IPA tidak
menjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang
baik atau buruk. Juga tak menjangkau masalah estetika yang tersangkut paut
dengan keindahan. Juga tidak mungkin tentang sistem nilai.
Sumber :
http://www.nilai-nilaiipa.com/artikel/
nilai-nilai ipa dan
keterbatasan ipa
No comments:
Post a Comment